GRATIS ONGKIR 08986508779 | Sinopsis Beli Harga Jual | Buku Catatan Hati Ibunda :
Apakah ujian dan tantangan yang mengintip hari-hari seorang ibu?
Ketidakcakapan mengurus rumah tangga dan anak-anak, rasa sabar yang menipis saat menghadapi tingkah polah ananda, kepanikan ketika buah hati mendadak sakit, perasaan sedih dan bersalah saat ananda “dewasa” sebelum waktunya dan melakukan perbuatan tak pantas, ketika terpaksa menjadi single parent karena pasangan dipanggil lebih dulu oleh-Nya.
Bagaimana pula jika pernikahan berujung perceraian dan karena berbagai kondisi seorang bunda harus menanggung nestapa berpisah dari buah hati?
Anak, amanah Allah yang diharapkan mampu menjadi pembuka pintu surga, membutuhkan sosok bunda yang kuat, cerdas, dan ikhlas. Semoga upaya berbagi melalui buku Catatan Hati Ibunda bisa membantu setiap perempuan, yang sudah menjadi ibu atau yang kelak insya Allah menjadi ibu untuk meng-upgrade kualitas diri.
Di dalamnya dihadirkan kisah sejati para bunda berbagi kebahagiaan, rasa sakit, kekuatan, momen-momen indah bersama anak, kecemasan, bahkan kehilangan.
CATATAN HATI IBUNDA
Penulis : Asma Nadia dkk
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
No ISBN : 978-602-9055-19-1
Tebal : 304 Halaman
Sampul : Soft Cover
Tentang Penulis Buku Catatan Hati Ibunda :
Sosok wanita satu ini bisa dikatakan menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di Indonesia melalui novel-novelnya. Dialah Asma Nadia. Siapa dia? Asma Nadia merupakan salah satu penulis novel dan cerpen kenamaan asal Indonesia.
Ia adalah salah satu penulis wanita yang mampu menarik perhatian masyarakat dengan karya-karya yang fenomenal. Beberapa dari novelnya bahkan diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film.
Tulisan-tulisannya telah banyak yang dipublikasikan ke dalam buku yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Biografi dan profil Asma Nadia diisi dengan prestasi dan perjalanan hidup meraih kesuksesan yang telah dirintisnya sejak masih kanak-kanak. Bakatnya dalam bidang menulis sudah tumbuh sejak ia duduk di bangku sekolah dasar.
Kepiawaiannya merangkai kata menjadi untaian kalimat yang bermakna seperti sebuah anugrah yang telah didapatnya sejak lahir. Keuletannya untuk terus mengasah kemampuan menulis menjadikan ia sukses menjadi salah satu penulis terkenal dengan deretan karya yang berkualitas.
Riwayat Pendidikan Asma Nadia
Asma Nadia memiliki nama asli Asmarani Rosalba. Perempuan manis berkulit putih ini lahir di Jakarta 26 Maret 1972 dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susanti yang merupakan seorang mualaf berdarah Tionghoa. Asma nadia memiliki seorang kakak perempuan bernama Helvy Tiana Rosa, ia juga memiliki adik laki-laki bernama Aeron Tomino
Ia tumbuh dalam keluarga yang mencintai seni menulis. Kedua saudaranya menekuni bidang yang sama dengan Asma. Suaminya bahkan juga seorang penulis dan dua anak Asma juga memiliki keinginan yang besar untuk meneruskan jejak sang ibu dengan terjun ke dunia tulis-menulis. Mengenai pendidikan Asma Nadia diketahui dari masa remajanya yang dihabiskan dengan bersekolah di SMA Budi Utomo.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi ke Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Namun, kondisi yang kurang menguntungkan harus membuat langkah Asma berhenti untuk menimba ilmu di perguruan tinggi. Sakit yang kala itu diderita tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan kuliah.
Langkah yang terhenti di bangku kuliah tidak membuat Asma putus asa. Ia terus menekuni hobi menulisnya. Dukungan dari keluarga dengan cinta kasih yang tak pernah surut dan dorongan semangat yang tak pernah padam membuatnya kuat menjalani hari-hari yang berat. Ia terus menulis meski dalam kondisi yang tidak sehat.
Asma rajin mengirimkan tulisannya ke berbagai redaksi majalah. Karya yang dihasikan Asma bukan hanya dalam bentuk cerpen saja, ia juga menulis puisi dan lirik lagu. Karya-karya awal Asma yang sangat terkenal adalah album Besatari yang terdiri dari 3 seri, cerpen berjudul Koran Gondrong dan Imut yang mampu mengantarkannya menjuarai Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) pada tahun 1994 dan 1995 yang diselenggarakan oleh majalah Anninda.
Keluarga Asma Nadia
Asma Nadia menikah dengan pria bernama Isa Alamsyah pada tahun 1995. Dari pernikahannya tersebut, Asma Nadia dikaruniai dua orang anak bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus.
Deretan Prestasi yang Diperoleh Asma Nadia
Dari berbagai referensi mengenai yang mengulas mengenai biografi dan profil Asma Nadia, diketahui bahwa prestasi Asma Nadia memang sudah tidak diragukan lagi. Prestasi yang dihimpun Asma Nadia dari berbagai karyanya sudah sangat banyak. Ia sudah sering memenangkan berbagai lomba di ajang nasional maupun internasional.
Salah satu bukunya yaitu Rembulan di Mata Ibu menjadi pemenang dalam kategori Buku Remaja Terbaik tahun 2001. Selain itu, Asma juga berhasil meraih penghargaan dari Mizan Award karena keberhasilan dua buah karyanya yang masuk dalam antologi cerpen terbaik di Majalah Annida.
Asma Nadia juga aktif melakukan perjalanan baik di dalam maupun luar negeri untuk menjadi pembicara di berbagai acara. Kemampuannya yang sudah sangat diakui membuatnya menjadi salah satu tokoh yang bisa menularkan inspirasi dan ilmu terutama di bidang sastra. Tahun 2009 Asma bahkan melakukan perjalanan keliling Eropa untuk mengisi seminar di beberapa kota seperti Jenewa, Berlin, Roma, Manchester dan Newcastle.
Karyanya yang bernuansa islami juga ada beberapa yang telah diangkat ke layar lebar. Film-film dari buku Asma yang telah menghiasi dunia seni peran di Indonesia dintaranya adalah Assalamualaikum Beijing, Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Surga yang tak dirindukan.
Dikutip dari beberapa sumber, Bagi Asma Nadia, menulis baginya merupakan sebuah ibadah. Dengan menulis ia dapat memberi inspirasi bagi banyak orang. Selain itu ia juga dapat memberikan edukasi serta pencerahan dari tulisan-tulisannya. Ia bahkan aktif menulis setiap hari.
Selain itu, ia juga sangat gemar membaca sehingga memberikan ia inspirasi bagi tulisan-tulisannya sekaligus menambah pengetahuannya.
Hobi lain dari Asma Nadia adalah fotografi namun salah satu hobi yang paling disukai oleh Asma Nadia adalah Traveling. Hobinya ini membuat ia kemudian dikenal sebagai ‘Jilbab Traveler’. Asma Nadia bahkan sudah mengunjungi 59 negara dan lebih dari 200 kota di Dunia.
Disamping itu Asma Nadia juga sangat konsisten dalam beramal. Ia kemudian mendirikan Yayasan bernama Yayasan Asma Nadia. Dari yayasan tersebut, ia kemudian mendirikan Rumah Baca Asma Nadia yang banyak tersebar di seluruh Indonesia yang ditujukan untuk para anak yatim piatu serta anak-anak yang kurang mampu.
Itulah biografi Asma Nadia yang sangat inspiratif dan memuat banyak pelajaran hidup yang positif. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
REVIEW Buku Catatan Hati Ibunda
Kumpulan curahan hati para ibu dalam merawat, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya. Saya sampai benar-benar merasakan susahnya menjadi seorang ibu. Lelahnya mengandung, perihnya melahirkan, sampai harus menabahkan hati dan menebalkan telinga jika anak-anak menjadi rewel atau suka membantah. Membuat saya-yang belum menjadi ibu-sadar, bahwa menjadi ibu itu sangat tidak mudah.
Kisah-kisah yang ditututurkan sangat inspiratif dan membuat hati pembaca merasa terenyuh, ikut tenggelam dalam asam manis kehidupan sebagai ibu. Buku ini tidak hanya cocok dibaca untuk para ibu saja, namun juga perlu dibaca para calon ibu di manapun berada.
(Musrifah Arfiati, Goodreads Indonesia)
Selalu suka membaca kisah-kisah hidup seseorang. Selain banyak belajar dari pengalaman orang lain, juga terasa lebih mengena :-) begitu juga dengan buku-buku Asma Nadia dalam seri Catatan hati-nya :-) mengikuti hampir semua kisah Catatan Hati membuat mata terbuka, banyak belajar, dan terkadang juga bersiap untuk menghadapi persoalan yang sama.
Catatan hati Ibunda cocok dibaca para Ibunda dan Calon Ibunda :-)
(Sweety Retna, Goodreads Indonesia)
Belajar menjadi orangtua adalah pengalaman yang luar biasa. Ada rasa bahagia, antusias, takut, cemas, bahkan bingung. Ya, Bingung, seperti dalam judul Sekolah menjadi Ibu, salah satu kisah yang membuat kepala saya mengangguk-angguk. Sebenarnya, kisah ini hanya berisikan kegelisahan penulis. Sejak hamil penulis ketiban banyak saran, dari orangtua, dari teman, dari dokter, dan pusingnya, dia tidak tahu harus mengikuti yang mana.
Situasi yang masih berlanjut setelah kelahiran, bahkan bisa jadi setelah anak tumbuh dan dewasa. Merasakan hal yang sama, bukan? Tapi kegelisahan seorang Ibu tak hanya karena faktor luar, tapi juga faktor dalam diri. Pertanyaan tentang apakah sudah benar dalam mendidik anak, dimana letak kesalahan, kenapa anak tidak bisa menurut, bermunculan di kepala. Menyusutnya rasa percaya diri dan ada ketakutan karena sudah atau mungkin akan melakukan kesalahan, sering ‘menyerang’ para Ibu. Saat kesabaran menghadapi polah anak mulai tergerus kelelahan, teriakan atau pemukulan dianggap sebagai penuntas masalah.
Salah satu konflik yang sering terjadi antara orangtua dan anak adalah komunikasi. Perbedaan pendapat antara orangtua dan anak sudah menjadi hal lumrah. Bahkan, ketika memiliki anak, bisa jadi mengalami perbedaan pendapat dengan ibu kita dalam mengasuh/menangani anak. Kita yang mempelajari pola asuh melalui buku/internet, seringkali bertentangan dengan ibu yang masih menerapkan pendidikan zaman dulu. Tak dipungkiri, peran teknologi menjadikan anak lebih kritis dalam menanggapi situasi. Orangtua dan sekolah bukan lagi sumber pengetahuan satu-satunya bagi anak. Maka, tidak perlu kaget, ketika suatu saat anak juga akan berbeda pendapat dengan orangtua.
Kisah-kisah dalam buku Catatan Hati Ibunda, memperlihatkan sebagian ragam konflik batin atau lahir yang melanda keluarga. Tak hanya bercerita tentang pengalaman ibu beranak bayi/balita, tetapi juga remaja dan dewasa. Pembaca tidak akan disuguhi solusi gamblang di dalamnya, tapi pengalaman selalu menjadi pelajaran berharga, meski pengalaman tersebut datangnya dari orang lain.
Jangan berpikir bahwa ketika anak sudah tumbuh remaja/dewasa, orangtua tak perlu memusingkan perkembangannya, karena permasalahan pada setiap usia anak memiliki tingkatannya. Jadi, tidak ada yang kata berhenti belajar terutama bagi orangtua karena karakter utama dari seorang anak terbentuk dari dalam rumah (keluarga).
(Sinta Nisfuanna, Goodreads Indonesia)
=============================================================
Harga Jual Buku Catatan Hati Ibunda :
Harga jual Buku Catatan Hati Ibunda adalah Rp 56.000,- namun BursaBukuBerkualitas.com jual Buku Catatan Hati Ibunda dengan HARGA SPESIAL hanya Rp 42.000,-
=============================================================
Cara Beli Buku Catatan Hati Ibunda
BursaBukuBerkualitas.com jual Buku Catatan Hati Ibunda , caranya bisa langsung melalui web ini atau hubungi FAST RESPON di SMS/WA : 08986508779 atau LINE : @bursabuku
=============================================================GRATIS ONGKIR hingga Rp 20.000 untuk setiap pembelian buku diatas Rp 250.000
=============================================================
Belanja Sambil Berbagi : Dengan membeli buku di BursaBukuBerkualitas.com berarti telah BERBAGI #BuatMerekaTersenyum, karena 10% laba usaha kami, disisihkan untuk kegiatan sosial komunitas Pecinta Anak Yatim & Doeafa Indonesia Tercinta
Jazaakumullah… :)